Merunut Alur Hidup Kupu-kupu – MAUL-UNDERGROUND

Minggu, 10 Agustus 2014

Merunut Alur Hidup Kupu-kupu

Merunut Alur Hidup Kupu-kupu

kupukupu,taman kupukupu gita persada,lampung,troides helena 
Kupu-kupu jenis Troides helena yang berkembang biak dengan baik di Taman Kupu-kupu Gita Persada, Lampung (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia).

Adegan intim yang terjadi di Taman Kupu-kupu Gita Persada, Gunung Betung, Lampung, ini berlangsung 3 - 4 jam.

Sepasang kupu-kupu Troides helena sedang berasyik masyuk. Adegan intim yang terjadi di Taman Kupu-kupu Gita Persada, Gunung Betung, Lampung, ini berlangsung 3 - 4 jam.
"Itu karena jantan menumpahkan semua spermanya ke kantong sperma yang ada di tubuh betina," jelas Martinus, pengelola Gita Persada.
Usai kawin, si betina akan keluyuran mencari pohon inang bagi telur dan larvanya, sementara sang jantan pelan-pelan akan mati. Kala telur telah menetas, lahirlah para generasi baru kupu-kupu: larva atau ulat.
Ulat Troides sangat menakutkan: bertubuh hitam dengan duri-duri runcing. Satu sinyal sedang dia kirimkan kepada makhluk lain: jangan mendekat, aku beracun!
Namun Martinus dengan santai membelainya. Jari telunjuknya menyentuh lembut jajaran duri si ulat. "Tidak apa-apa. Sentuh saja, dia tidak menyengat," ujarnya.
Tanpa hirau keadaan sekeliling, mulut si ulat menggerogoti dedaunan. Berbeda dengan ulatnya yang membuat bergidik, kupu-kupu Troides helena sangat menawan: sayap lebar, bercorak hitam dan kuning cerah.
Racun ulat sebagai alat pertahanan terhadap para pemangsanya—burung misalnya. Ini berbeda dengan ulat bulu yang menaruh racun di bulu-bulunya. Tak pelak lagi, bila menyentuh ulat bulu, kulit akan gatal-gatal. "Ulat bulu adalah salah satu tahap hidup ngengat, yang berbeda dengan ulat kupu-kupu," tandas Martinus coba meyakinkan.
Di Taman Gita Persada pengunjung dapat mengamati setiap tahap perkembangan hidup kupu-kupu. Dari telur kupu-kupu yang sekecil debu, akan terlahir larva beberapa milimeter. Seiring waktu, tubuh larva akan berkembang ribuan kali lipat—menjadi ulat.
Ulat kupu-kupu Troides helena misalnya, semula hanya berukuran beberapa milimeter, yang kemudian membengkak sebesar jari kelingking. "Hidup ulat hanya makan, tidur, makan, tidur, makan, tidur," terang lelaki berkacamata ini.

kupukupu,taman kupukupu gita persada,lampung,troides helena 
Kupu-kupu jenis Troides helena yang sedang kawin. Proses alami ini dapat kita saksikan di Taman Kupu-kupu Gita Persada, Lampung (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia).

Seperti serangga yang lain, karena terus membesar, ulat akan melepas selubung kulitnya yang tak mampu menampung tubuhnya yang melar. "Itu namanya instar, mengganti kulit lama dengan yang baru. Instar ulat kupu-kupu antara enam hingga tujuh kali," paparnya.
Ulat amat lahap makan untuk menyongsong tahap kehidupan selanjutnya, yaitu kepompong. Pada instar terakhirnya, ulat Troides helena akan berubah menjadi segumpal kepompong yang bertengger di daun atau ranting.
Wujudnya berubah total: seperti gulungan daun. Dua utas tali sutra menopang bagian atas kepompong, sementara jalinan sutra menopang di bagian bawah. Martinus menyatakan, bentuk seperti daun merupakan strategi kepompong untuk menghindari pemangsa.
Perubahan dari ulat menjadi kepompong melibatkan proses rumit di dalam tubuh calon kupu-kupu itu. "Karena hidupnya hanya makan, ulat tidak memiliki organ genital. Alat pencernaannya bahkan lebih kompleks daripada kupu-kupu," terang dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung ini.

kupukupu,taman kupukupu gita persada,lampung,herawati soekardi 
Direktur Yayasan Sahabat Alam, yang mengelola Taman Kupu-kupu Gita Persada, Lampung, Herawati Soekardi (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia).

Menariknya, selama masa kepompong, tubuh ulat dirombak ulang. "Alat genital dan sayap yang semula tidak ada, lalu dibuat. Alat pencernaan yang terlalu kompleks, dikurangi. Dari mata yang sederhana berubah menjadi mata yang kompleks. Mulut ulat dengan rahang yang kuat, berubah menjadi sedotan atau probosis," Martinus memaparkan.
Kala masa kepompong selesai, lahirlah seekor kupu-kupu. Meskipun baru lahir, naluri menggiring kupu-kupu untuk mencari pasangan hidup dan kawin mawin.
"Yang ada dalam otaknya pertama-tama adalah bereproduksi. Dia akan mencari pasangan, kawin, dan tak berapa lama akan mati," jelas Martinus, "karena itu, seperempat jam setelah lahir, kupu-kupu bisa langsung kawin."
Setelah kawin, kupu-kupu kembali mengulangi siklus hidupnya yang baru.
(Agus Prijono - National Geographic)

Artikel Terkait

0 comments:

SAVE THE EARTH

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...