"Dalam level CO2 saat ini, bahkan jika emisi dihentikan saat ini juga, kita akan memiliki masa interglasial (antar-zaman es) yang panjang ditentukan oleh proses apa pun yang menurunkan level CO2 kita," jelas Skinner.
Skinner, seperti dikutip BBC, Senin (9/1/2012), mengatakan bahwa level CO2 saat ini adalah 390 parts per million (ppm). Level gas tersebut di atmosfer harus turun di bawah 240 ppm sebelum zaman glasial atau es dimulai.
Sementara itu, beberapa penelitian sebelumnya menyatakan, bahkan jika emisi dihentikan, konsentrasi CO2 akan tetap tinggi dalam 1.000 tahun dengan panas yang cukup untuk menyebabkan pencairan kutub dan naiknya permukaan laut.
Hasil penelitian Skinner dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience bulan ini. Dalam jurnal itu, Skinner menyatakan bahwa zaman es terakhir berlangsung 11.500 tahun lalu dan ilmuwan sampai saat ini masih berdebat mengenai kapan zaman es akan tiba lagi.
Zaman es diakibatkan oleh variasi kecil dari orbit Bumi mengelilingi Matahari, kemiringan aksis Bumi, dan rotasi aksis. Zaman es diidentikkan dengan perluasan es di Bumi, yang pada zaman es lalu sampai ke kawasan Asia dan Amerika Utara.
Zaman es akan berakibat fatal bagi makhluk hidup di Bumi, banyak kepunahan bisa terjadi. Sekarang, dengan adanya level CO2 tinggi dan "batalnya" zaman es akibat Bumi yang makin panas, haruskah kita bersyukur karenanya?
"Ini poin yang meleset, sebab yang kita lakukan sekarang bukan mempertahankan Bumi tetap hangat, tetapi memanaskannya, dan menambah CO2 di iklim hangat berbeda dengan menambahkannya di iklim dingin," tutur Skinner.
sumber : kompas.com
0 comments:
Posting Komentar