Peritel AS Tolak Tissue Produksi APP – MAUL-UNDERGROUND

Jumat, 17 Februari 2012

Peritel AS Tolak Tissue Produksi APP


Delapan peritel besar di Amerika Serikat, menolak menjual produk tisu yang diproduksi Asia Pulp & Paper (APP). Keputusan ini diambil karena APP dianggap bertanggung jawab atas kerusakan hutan di Indonesia, tepatnya di Sumatra.

Kedelapan riteler itu antara lain BI-LO, Brookshire Grocery Company, Delhaize Group, Harris Teeter, Kmart, Kroger, SUPERVALU, dan Weis Markets. Sudah beberapa bulan belakangan ini mereka sudah tidak lagi menjual tisu produksi APP dengan merek Paseo dan Livi.

Gerakan menolak penjualan produk APP ini digalang organisasi lingkungan WWF dalam kampanye Don’t Flush Tiger Forests: Toilet Paper, U.S. Supermarkets, and the Destruction of Indonesia’s Last Tiger Habitats. Dalam kampanyenya, WWF menyebut jika APP adalah perusahaan produsen tisu kelima terbesar di dunia yang produksinya berasal dari perusakan hutan di Sumatra. Padahal hutan tersebut dibutuhkan sebagai habitat bagi spesies yang terancam punah seperti harimau, gajah, dan orangutan.

"Kami memberikan tepuk tangan atas keputusan para perusahaan ini untuk menghapus produk-produk itu dari toko mereka," ujar Kepala Kampanye Harimau WWF Jan Vertefeuille di situs resminya, Rabu (8/2).

WWF kemudian juga memberi tiga rekomendasi agar APP menggelar operasi produksi yang lebih bertanggung jawab. Pertama, APP diminta berhenti membuka hutan di Indonesia. Kedua, berhenti memproduksi bubur kertas dan kertas atau membangun pabrik kertas yang baru sampai ada perkebunan yang memasok kebutuhan mereka sehingga serat dari hutan tidak lagi dibutuhkan.

Ketiga,  APP diminta bekerja sama dengan lembaga sosial independen dari Indonesia yang bisa memonitor kondisi kehutanan, serta bertugas memubliksasikan temuan mereka ke publik.

Menanggapi permintaan ini, pihak APP melalui Aida Greenbury, Managing Director, Sustainability dan Stakeholder Relations, berjanji akan meresponsnya.

"Sebagai langkah pertama, APP saat ini dalam tahap proses bekerja sama dengan beberapa ahli untuk melakukan penilaian Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi (HCVF) di wilayah konsesi hutan tanaman yang berada di bawah kendali langsungnya," ujar Aida sebagai respons pertama dari tiga rekomendasi WWF tersebut.

APP juga berjanji akan meninjau seluruh peluang untuk melakukan ekspansi dan investasi secara menyeluruh, untuk kelangsungan bisnis yang kompetitif. Selain itu, mereka mengaku juga sudah menjalin kerja sama dengan LSM internasional dan pihak ketiga terkemuka untuk menyusun Sustainability Roadmap.

"Akan tetapi hal ini akan membutuhkan waktu karena upaya ini juga melibatkan kerja sama dengan beragam pemangku kepentingan," kata Aida.(Sumber : National Geographic)

Artikel Terkait

0 comments:

SAVE THE EARTH

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...