Pinguin Albino Ditemukan di Antartika – MAUL-UNDERGROUND

Rabu, 18 Januari 2012

Pinguin Albino Ditemukan di Antartika



Burung yang mempunyai bulu biasanya hidup mengelompok dalam komunitasnya, tapi tidak untuk kasus pinguin mutant langka yang terlihat di koloni pinguin Antartika ini. Pinguin blonde, terlihat di tepi salah satu Kepulauan Shetland Selatan. Heran, merupakan kata pertama salah satu turis National Geographic Journey to Antartica Cruise, David Sthepens, yang ditulis dalam blognya.

Meski pinguin terlihat seperti albino, burung itu sebenarnya telah mengalami isabellism (perubahan pewarnaan bulu yang bisa terjadi pada burung menjadi berwarna coklat pucat kekuning-kuningan), "kata pakar pinguin P. Dee Boersma.

Menurut sebuah studi tentang isabellism tahun 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Marine Ornithology, kondisi pinguin teraebut menjelaskan telah terjadi mutasi genetik yang mencairkan pigmen pada bulu pinguin. Hasilnya adalah seragam yang cerah pada warna gelap burung menjadi hewan dengan warna kuning keabu-abuan atau coklat pucat.

"Isabelline" Penguins Bukan Albino
Meskipun secara teknis memperlihatkan kondisi yang terpisah, istilah isabellinism dan luicism kadang-kadang digunakan secara bergantian. Leucism adalah mutasi yang mencegah munculnya semua melanin yang diproduksi di bulu. Albinism muncul ketika hewan tidak memproduksi melanin sama sekali pada seluruh tubuhnya

"Banyak jenis pinguin yang secara individu mempunyai pola warna yang langka", ujar Boersma.

Sebagai contoh, peneliti mengamati berbagai kasus isabellinism pada Pinguin Gentoo, yang mana ditemukan di Semenanjung Peninsula. Pinguin Magellan yang hidup di pantai Amerika Selatan, memiliki insiden terendah untuk kasus tersebut

Di lautan, Punggung hitam pinguin mengkamuflasekan burung burung dari pada predator dan mangsa yang berenang di atasnya. Jadi menurut Boersma, dampak isabellinism akan mempengaruhi kelangsungan hidup pinguin South Shetland tersebut, meskipun belum ada studi yang mempelajarinya.



"Bahkan, diatas kapal pesiar National Geographic, banyak yang bertanya-tanya tentang kelangsungan hidup pingun tersebut", cerita Stephens. Namun, dilihat dari segi positifnya, "warna aneh akan membuat penangkapan ikan sedikit lebih sulit", katanya. Seperti burung secara rutin menemukan tempat berkembang biak secara normal. (disarikan dari : dailymail)

Artikel Terkait

0 comments:

SAVE THE EARTH

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...