Usaha pelestarian situs Muaro Jambi tidak hanya mendapat dukungan di Indonesia saja. Tapi juga mendapat sokongan dari 86 kota di 30 negara di seluruh dunia.
Dukungan ini datang dari petisi online Save Muarajambi dihttp://petitions24.com/save_muarajambi. Hingga Kamis (8/3), sudah lebih dari 2.600 orang yang mendukung petisi ini. Jika ditambah dengan penandatangan petisi dalam aksi keprihatinan di Jambi beberapa waktu lalu yang mencapai 1.500 orang, maka total penandatangan petisi telah mencapai lebih dari 4.100 orang.
Dalam rilis yang diterima Minggu (11/3), diketahui jika dukungan tersebut datang tiga benua: Amerika, Eropa, Asia. Dari benua Eropa, penandatangan terbanyak berasal dari Belanda. Menyusul kemudian Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Swedia, Latvia, Rumania, dan Yunani. Sedangkan dari kawasan Asia Tenggara, dukungan terbanyak datang dari Thailand.
Bahkan salah seorang penandatangan petisi berasal dari Chennai (Madras), India. Tempat dimana sebuah artefak batu kuno asal Muaro Jambi pernah dilaporkan dikirim oleh seorang perwira Inggris pada abad 19, walau sekarang tak diketahui jelas dimana keberadaannya.
Petisi ini pertama kali diluncurkan di Indonesia pada 9 Februari 2012 lalu karena khawatir dengan ancaman kerusakan situs dari industri batubara dan sawit yang berada dalam kawasan percandian. Petisi ini meminta agar kawasan Muaro Jambi ditetapkan sebagai cagar budaya nasional yang dilindungi Undang-Undang, dilakukan penutupan atas industri yang mengancam kelestarian situs, serta diakuinya peninggalan bersejarah ini sebagai warisan dunia oleh badan PBB, UNESCO.
Pekan lalu, beberapa pencetus petisi ini menemui Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan (Wamenbud) Ibu Wiendu Nuryanti. Dalam pertemuan itu, Wiendu menegaskan usaha penetapan Muaro Jambi sebagai sebuah kawasan cagar budaya tak akan berhenti. "Saya sepenuhnya setuju bila dikatakan ini adalah krisis, sehingga kita harus segera melakukan upaya-upaya menyelamatkan situs," kata Wiendu.
Kawasan Percandian Muaro Jambi merupakan peninggalan kebudayaan masa Hindu-Buddha di Asia pada abad 7-13 Masehi. Luasnya yang secara administratif mencakup tujuh wilayah desa, membuat Muaro Jambi sebagai kompleks paling luas dan terpadat tinggalan kepurbakalaannya di Indonesia.
Kompleks ini pertama kali ditemukan pada tahun 1974 melalui informasi yang disampaikan masyarakat sekitar. Ketika dipugar di tahun 1975 hingga sekarang, diperkirakan ada 80-90 candi yang ada di kompleks Muaro Jambi. Namun, saat ini kondisinya mulai memprihatinkan karena kondisi asam hasil penimbunan batubara merusak batu bata penopang candi-candi tersebut.
(Sumber : National geographic)
0 comments:
Posting Komentar