Hutan alam di wilayah Kalimantan dan sekitarnya masih terus terancam oleh alih fungsi ke pertambangan dan perkebunan sawit. Hasil riset Heart of Borneo (HoB) menyebutkan, lahan hutan dengan luas sekitar 22 juta hektare ini mengalami ancaman serius yang datang dari industri.
Dalam riset yang dikeluarkan untuk memperingati lima tahun sejak deklarasi HoB --program bersama Indonesia, Malaysia, dan Brunei yang diinisiasikan oleh WWF-- tercatat bahwa konversi area hutan menyisakan sebanyak 63 persen saja hutan di dataran rendah.
Namun, data tersebut pun belum dikurangi dengan hutan yang telah terdegradasi oleh kebakaran dalam 25 tahun terakhir.
Menurut pimpinan program HoB dari WWF, Adam Tomasek, yang kian membuat situasi ini tergolong genting adalah karena hutan-hutan Kalimantan merupakan habitat utama bagi sejumlah spesies hewan dilindungi. Antara lain gajah kerdil, orangutan, banteng, dan badak.
Sementara Stephan Wulffraat, ahli ekologi kehutanan WWF Indonesia, menghubungkan ini dengan meningkat pesatnya pembalakan liar serta kebakaran hutan.
"Banyak sekali tipe hutan hujan di jantung Kalimatan, tetapi sekarang hanya tinggal sedikit, beberapa petak, yang ada di Kalimantan Timur dan Tengah," cetusnya.
Keprihatinan ini bertolak belakang dengan hasil laporan HoB di tahun 2008. Saat itu mereka melaporkan sejumlah wilayah hutan di dataran rendah berada dalam kondisi yang relatif baik.
0 comments:
Posting Komentar